Page 13 - Panduan Kunjungan Kawasan Cagar Budaya Kerta Plered
P. 13
3 Situs Cagar Budaya Kerta - Plered 4
Apa yang akan kamu temukan di Situs
Cagar Budaya Kerta ?
A Lemah Dhuwur
Situs Kerta disebut juga sebagai Lemah Dhuwur
(sitiinggil kompleks Keraton Kerta). Kerta identik
dengan Raden Mas Rangsang atau yang kita kenal
dengan nama Sultan Agung (1613-1646), penguasa
ketiga dari Mataram Islam setelah Panembahan
Senopati (1584–1601); Panembahan Anyakrawati
(1601–1613). Sejarah mencatat bahwa Sultan Agung
membangun pusat kerajaan yang baru di Kerta pada
sekitar tahun 1617-1618, ketika tanah kadipaten
calon tempat tinggal putra mahkota mulai disiapkan.
Pembangunan pusat kerajaan tentu membutuhkan
keterampilan rancang bangun dan tata kota yang
baik. Oleh karena itu, diketahui bahwa Sultan
Agung memerintahkan orang-orang Pajang yang
mempunyai kemampuan ugahari dan undagi, namun
tidak banyak berperan dalam medan perang.
A.b
» Fitur Lemah Dhuwur
Tahun 1618, raja (Sultan Agung) mendiami keraton
di Kerta, meskipun ibu suri masih di Kota Gede.
Tahun 1620 mendirikan Prabayaksa yg 5 tahun
kemudian keraton ditambahi Sitiinggil. Pembangunan
istana selesai pada tahun 1621 ditandai dengan
peristiwa pindahnya Ibu Suri dari Kotagede. Kerta
dideskripsikan sebagai istana dengan kayu sebagai
material utamanya, terdapat halaman lapang
yang bersih (alun-alun) dengan pagar kayu, dan
pepohonan besar yang tampaknya adalah beringin di
kedua sisi lapangan. Terdapat pula bangsal terbuka
untuk orang-orang duduk di atas tanah yang berada
di sekitar alun-alun.

